Tampilkan postingan dengan label Ceuk Urang Ieu Mah.... Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ceuk Urang Ieu Mah.... Tampilkan semua postingan

Sharing & Workshop Honda CBR-250R : AHM, Blogger & AHJ


Sabtu, 9 April 2011 adalah tanggal yang dipilih oleh Astra Honda Training Center (AHTC) untuk kesekian kalinya mengadakan gelaran sharing dan workshop atas produk-produk yang jadi andalan PT. Astra Honda Motor (AHM) sebagai agen tunggal pemegang merk Honda di Indonesia. Bagi saya, ini adalah kali kedua berkesempatan untuk ikut dalam acara ini. Setelah pada bukan november 2010 yang lalu AHTC mencoba mencoba membangun jembatan komunikasi antara media-kedua (Blogger sebagai independent-media) dan pengguna langsung yang diwakili beberapa kawan bikers dari AHJ (Asosiasi Honda Jakarta) untuk salah satu produknya Honda PCX-125 yang lalu. Kali ini, AHTC sekali lagi membuka pintu untuk lebih mengenal satu varian baru lagi di kelas Sport yaitu Honda CBR-250R.

Acara yang memakan waktu hampir seharian ini kembali merangkul peserta workshop yaitu beberapa punggawa blogger otomotif dan AHJ sebagai asosiasi yang menaungi klub-klub motor Honda untuk wilayah Jakarta-Tangerang. AHJ sendiri diwakili beberapa klub semisal CBR250R Club (Honda CBR 250R) dan DeNyut RC (Honda New Tiger Revolution Cruiser).

Jika biasanya, suatu promosi produk umumnya mengedepankan kepuasan pengguna dengan uji coba pemakaian (Test Ride) habis-habisan, maka apa yang dilakukan PT. AHM melalui AHTC adalah sesuatu yang patut diacungi jempol karena AHM bahkan rela menggelar acara selevel bedah mesin yang saat ini baru berani dilakukan oleh satu pabrikan motor ini. Seperti halnya pada ulasan yang telah lalu mengenai Honda PCX-125, beberapa instruktur AHTC -yang juga merupakan instruktur resmi dari hampir semua mekanik bengkel resmi Honda (AHASS) di seluruh indonesia ini, habis-habisan menerangkan fitur-fitur yang menjadi andalan Honda CBR-250R ini.


» PGM-FI (Programmed Fuel Injection)
Konsep sepeda motor sport jelas sangat menonjol di produk Honda satu ini. Kelas Sport-Luxury 250CC menjadi incaran pasar sepeda motor yang dirasa sudah banyak peminatnya di Indonesia. Memang seperti kita tahu, belum banyak pabrikan motor yang bermain di kelas ini di Indonesia. Honda dengan CBR-250R siap membuka peluang pilihan yang ada. Kompetitor utama tentu saja adalah Kawasaki Ninja-250R yang saat ini menguasai pangsa pasar kelas tersebut. Menghadapi situasi ini, saya menilai bahwa Honda tidak main-main. Segudang fitur yang diprioritaskan untuk menarik perhatian pasar sudah disematkan untuk siap bersaing. Sebut saja sistem pemasok bahan bakar dengan injeksi (PGM-FI) adalah satu dari sebagian kelebihan CBR dibanding lawan mainnya yang masih mengandalkan karburator dalam memberi asupan bahan bakar untuk dapur pacunya. Target tagline"Irit bahan bakar" tentu tidak asing lagi untuk produk-produk honda. Penggunaan sistem injeksi tentu sangat menunjang efisiensi penggunaan bahan bakar.

Sistem injeksi yang berembel-embel PGM "Programmed" pada produk-produk mutakhir PT. AHM memang mematok titik efisiensi pasokan bahan bakar yang dikontrol penuh secara elektronik oleh berbagai sensor yang terintegrasi dengan Electronic Control Module (ECM) pada sistem tersebut. Mudahnya, salah satu keunggulannya (atau mungkin kelemahan bagi yang lainnya) adalah tidak lagi diperlukannya pengaturan/setting racikan udara dan bahan bakar yang biasanya pada sistem karburator mesti dilakukan terutama di pagi hari untuk mencapai kondisi idle (langsam).


Dari beberapa artikel yang saya dapatkan dari kawan blogger lain (terutama yang sering menulis ulasan dunia otomotif seperti Bro Stephen Langitan atau Bro Taufik), hasil uji dyno-test yang juga sesuai dengan lansiran resmi PT. AHM menunjukkan bahwa dibanding kompetitornya, CBR-250R unggul di Torsi dan putaran bawah-menengah. Angka 22.9 Nm pada 7000 RPM menunjukkan bahwa performa putaran rendah CBR-250R akan cukup mudah teraih dibanding nilai 20 Nm pada 9500 RPM oleh Kawasaki Ninja 250R. Tapi untuk perfomance, Top-Speed, terlihat bahwa putaran atas Ninja menunjukkan angka diatas kertas yang lebih baik yaitu 23.4 kW/11000 RPM mengungguli 18.7 kW/8500 RPM milik CBR-250R [perbedaan angka pada gambar dikarenakan perbedaan satuan yang digunakan]. Tentu saja ini tidak terlepas dari peran sistem injeksi yang lebih mengejar aspek efisiensi.

» C-ABS (Combined Anti-Lock Brake System)
Terlepas dari semua angka-angka itu, ada satu fitur andalan yang sama sekali tidak bisa dipandang sebelah mata pada produk Honda satu ini. Sistem pengereman yang dilengkapi Sistem ABS akan menjadikan nilai harga yang ditawarkan CBR-250R menjadi harga yang pantas. Sistem pengereman yang pertama kalinya diperkenalkan pada roda persawat terbang ini sudah menjadi andalan untuk sistem penghenti laju pada mobil-mobil kelas atas sejak tahun 90-an. Secara umum, sistem pengereman dengan ABS mengantisipasi terjadinya selip pada ban yang kehilangan traksi-nya pada saat terjadi pengereman mendadak. Sistem semacam ini sudah menjadi bagian penting pada kampanye safety-riding di dunia otomotif dunia, yang akhirnya pada tahun ini Honda CBR-250R adalah motor pertama di Indonesia yang mengadopsi sistem ini. Sebenarnya bagi mereka yang sudah mengenal sistem ABS pada mobil akan mudah memahami manfaat fitur satu ini, karena toh pengertian dan fungsinya juga sama. Hanya saja yang menjadi pertanyaan adalah seberapa efektif sistem ini diterapkan pada sepeda motor (roda-2).

Salah satu hal yang harus dipahami adalah bahwa sistem ABS tidak menambah kadar ke-pakem-an pengereman. Artinya pada keadaan normal, jarak henti sepeda motor dengan atau tanpa sistem ini adalah sama. Lalu dimana bedanya?. Sebagai ilustrasi seperti halnya pada mobil, sistem ABS akan "melarang" roda untuk terkunci yang hasilnya akan menyebabkan laju kendaraan menjadi liar dan sulit dikendalikan. Hal ini dimungkinkan karena pada sistem ini akan mensimulasikan rerata kejutan rem sebanyak 50 kali per detik. Ini berarti bahwa sensor pada sistem ini akan segera melepaskan kompresi kaliper, apabila roda terdeteksi dalam keadaan terkunci.

Bilamana hal ini terjadi?. Mungkin diantara kita pernah menghadapi situasi darurat, dimana secara spontan kita sebagai pengendara akan melakukan pengereman mendadak. Disaat seperti ini, akan dimungkinkan roda akan mengunci dan ban akan kehilangan gaya geseknya dengan aspal. Pada mobil, kasus ini akan menyebabkan mobil melaju lurus tanpa bisa dikendalikan untuk berbelok kiri atau kanan. Sedangkan pada sepeda motor, kejadian ini pelak akan menyebabkan motor oleng dan lebih parah lagi, jatuh.


Video diatas setidaknya mewakili perbedaan sistem pengereman dengan atau tanpa ABS pada sepeda motor. Kondisi pengereman mendadak pada sepeda motor tanpa sistem ABS akan menyebabkan motor 'melintir' akibat terkuncinya roda sedangkan jalanan dalam kondisi kurang traksi (misal jalanan basah setelah hujan, atau berpasir). Sistem Combined-ABS yang diterapkan pada Honda CBR-250R mempunyai fungsi sama, yaitu keselamatan. Kata "Combined" menunjukkan bahwa sistem pengereman ganda yang membagi beban ke dua roda sekaligus adalah kombinasi yang tepat oleh Honda untuk semakin mengurangi resiko kecelakaan (Seperti telah ter-aplikasi pada Honda PCX dan Honda Vario CBS). Nilai yang sangat berharga untuk keselamatan berkendara untuk mengurangi (bukan menghilangkan sama sekali) resiko berkendara roda dua.

» Pricing Strategy
Mungkin terakhir yang paling menjadi menjadi bahan pertimbangan adalah soal harga :). Sebenarnya pada acara ini tidak secara eksklusif dipaparkan mengenai harga jual. Namun saya masukkan dalam kategori yang terbilang penting, karena menyangkut daya beli karena toh sebenarnya PT. AHM sudah merilis secara resmi harga OTR produk ini untuk wilayah jakarta. Cukup menarik ketika Honda melepas dua varian sekaligus. Yaitu CBR-250R Non-ABS dan varian ber-ABS. Mengapa menarik, karena bila disejajarkan nilai jual kompetitornya, maka angka 39,5 juta Rupiah untuk versi Non-ABS adalah harga yang sangat menarik perhatian konsumen. Sedangkan kisaran 46,5 juta Rupiah untuk versi ABS rasanya juga tetap merupakan angka yang cukup tepat untuk mencuri hati konsumen jika (lagi-lagi) harus dibandingkan dengan saingan sekelasnya.

Jadi, pilihan tetap milik konsumen. Bagi saya, acara ini cukup bisa dijadikan contoh untuk pihak lain yang semestinya juga sering mengadakan acara semacam ini. Setidaknya bukankah ketika kecil dulu kita sering diajarkan untuk tidak membeli "kucing dalam karung". :)


Ditulis sebagai pengingat untuk saya, dan yang menginginkan.
PS: #sumber dyno-test didapatkan dari motorcycle-usa.com

[+/-] Selengkapnya...

Kata Mereka, Hidup Itu....


Singkat saja pengantar dari saya. Dimulai dari gambar diatas ini, semua yang mereka katakan tidak harus kita nikmati dengan cara yang terlalu rumit karena toh bisa jadi mereka ini bukan siapa-siapa. Saran saya, .. Don't be to much listen at!, Most of 'em were dead, mate! :)


PART 1 : a lil bit serious, but it's fine.


» Life is what happens to you while you're busy making other plans.
John Lennon (1940 - 1980), "Beautiful Boy"


» Life is a tragedy when seen in close-up but a comedy in long shot.
Charles Spencer Chaplin (1889 - 1977)


» It's not true that life is one damn thing after another; it is one damn thing over and over.
Edna St. Vincent Millay (1892 - 1950)


» Life is just a bowl of pits.
Rodney Dangerfield (1921 - 2004)


» Life is a moderately good play with a badly written third act.
Truman Capote (1924 - 1984)


» Life is as tedious as a twice-told tale; Vexing the dull ear of a drowsy man.
William Shakespeare (1564 - 1616), "King John", Act 3 scene 4


» Life is a sexually transmitted disease.
R. D. Laing


» Life is a foreign language; all men mispronounce it.
Christopher Morley (1890 - 1957))


» Life is a fatal complaint, and an eminently contagious one.
Oliver Wendell Holmes (1809 - 1894), "The Poet at the Breakfast-Table", 1872


» Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving.
Albert Einstein (1879 - 1955)


» Life is something that happens when you can't get to sleep.
Frances Ann "Fran" Lebowitz


» Life is shit!
Steven Aitchison (www.stevenaitchison.co.uk), and many other people too.. :)


» Life is rather like a tin of sardines - we're all of us looking for the key.
Alan Bennett


» Do not take life too seriously.
Elbert Hubbard


» Life is a classroom in which each of us is being tested, tried, and passed.
Robert Thibodeau


» Life is like a taxi. The meter just keeps a-ticking whether you are getting somewhere or just standing still.
Lou Erickso


» Life is a long headache in a noisy street.
John Masefield



Part 2 : a lil bit... you know lah.. :p


» Now, Life is flat -------- (._.).
@Rizkidarajat


» life is never flat RT @Rizkidarajat
@irnezaprl



» Hidup adalah REALISTIS yg hrus d jlnkan... Jangan terlalu banyak menggunakan PERASAAN
@intanrizkyjaenab


» Hidup tuh monoton makan boker main game masturbasi gtu gtu mulu sungguh membosankan
@ikbalislami


» Hidup tuh cari amal jgn cari eksis (•̯͡.•̯͡)
@syaikaoo


» Hidup adalah udunan
@gibralcm


» ...tujuan hidup malam ini adalah nonton film Bollywood di Indosiar. Sementara menunggu, akan nonton acara bakat2an dulu.
@ririanism


» bagi anak kaya kita, pulsa itu adalah sebagian dari hidup (?)
@christapat


» hidup itu pilihan mau lo MATI atau HIDUP.
@ajengs_onta


» Syukuri apa yang ada. Hidup adalah neraka. Neraka jahanam
@ineednooneofyou


» Siapa bilang hidup itu indah? Hidup itu ajaib.
@tiatimodh


» hirup teh meni kieu wae monoton
@billyeaah


» maeunya rek kieu wae hirup teh?
@haristkobra


» Hidup itu seperti roda,terkadang semua bisa terulang lagi
@posan13


» Hidup itu abstrak, gapercaya? Liat nilai rapot kamu #abaikan
@ardhanfadh


» Hidup itu seperti musik, yang harus di komposisi oleh telinga, perasaan dan instink, bukan oleh peraturan
@satrianda_sandy


» Sabar ya flo sayaang! Hidup itu berat! Kuat!!
@flomons


» Ya allaah kenapa sih hidup itu kadang tega dan gak adil ​(-̩̩-̩̩͡_-̩̩-̩̩͡)"
@murmutiara


» hidup itu harus geuleh -.,-
@dodollott


» Hidup Itu sekali, Tapi jatuh cintong boleh berkali-kali hhaaha
@radintanandaru


» Hidup itu tak lengkap tanpa Game Online
@Omar_zZz


» apakah hidup itu adalah penderitaan? ohhh
@oyayubiazura



PART 3 : Uhm...


» YOUR TURN.. :)
@you



Yah, begitulah.. Hidup. Kata mereka. Selamat menjalani semuanya.

Ditulis sebagai pengingat untuk saya, dan yang menginginkan.

Hak cipta gambar "Leanne195" ada pada pyzam.com

[+/-] Selengkapnya...

Blogger & Community Gathering: Bedah Mesin Honda PCX


Bukan berarti antipati mati, hanya saja sejauh ingatan ini bisa dicapai, saya belum pernah menulis atau bahkan coba mengulas sesuatu yang khusus mengenai hal-hal di ranah yang satu ini. Otomotif. Sehari-hari saya beraktifitas juga selalu mengandalkan sepeda motor. Tapi entah mengapa, mungkin baru kali ini ada kesempatan bagi saya untuk mencoba sedikit (sok) techie lah.. Jadi sebelum nanti pada akhirnya kawan-kawan melempari saya dengan kulit buah karena pemaparan level amatir, lebih baik saya minta maaf terlebih dulu, sekedar usaha awal supaya ruang toleransi kawan-kawan buat saya sedikit lebih lebar dari sebelumnya. Ya, selamat melanjutkan dan.. mohon maaf. :)

Sabtu 13 November 2010, hampir seharian, PT. Astra Honda Motor (AHM) menggelar acara Blogger & Community Gathering: Bedah Mesin Honda PCX-125. Komunitas Blogger Otomotif Indonesia (KoBOI) dan Asosiasi Honda Jakarta (AHJ) sebagai perwakilan untuk tiap komunitas tersebut diberi kesempatan untuk diberi sejumlah wawasan yang cukup mendalam tentang produk AHM yang satu ini. Sekilas dari Bro Stephen Langitan di awal acara tersebut, rupanya ini adalah tanggapan dari helatan sebelumnya antara AHM dan KoBOI yang masih juga ajang kenal Honda PCX-125 ini, hanya saja saat itu masih dalam rangka Test Ride semata. Hampir seharian Workshop ini berlangsung, dari mulai pemberian materi di kelas sampai akhirnya kami dibawa ke ruang workshop untuk menelanjangi sepeda motor matik satu ini.

» Idling Stop System
Secara umum, memang PCX-125 sarat fitur teknologi baru yang sudah dijejalkan R&D Honda Jepang. Setidaknya ada lima fitur utama yang AHM unggulkan dari sepeda motor tersebut, Idling Stop System, Alternator Starter, Anti-Theft Alarm, Combi-Brake System dan PGM-FI. Dari kelimanya, sejauh pengetahuan saya terdapat dua fitur yang belum pernah dicicipi kendaraan lain yaitu Idling Stop System dan Alternator Starter. Secara sederhana, Idling Stop System yang disematkan ke PCX-125 ini akan membuat motor ini menon-aktifkan mesin saat mesin Idle (tidak bergerak) lebih dari 3 detik namun akan seketika kembali hidup jika Throttle (Gas) dibuka. Tentu saja hal sesederhana ini akan cukup mengurangi konsumsi bahan bakar saat mesin tidak digunakan menggerakkan roda. Ya kelihatannya sederhana dan malah merepotkan, namun sesungguhnya tidak sesederhana itu juga. Masih ada beberapa parameter yang harus dipenuhi untuk mengaktifkan fitur ini, misalnya suhu mesin harus telah mencapai 60 derajat. Karena jika tidak, tentu kawan-kawan akan bertanya-tanya “Kalau begitu, saat mesin dihidupkan pagi hari untuk dipanaskan, nanti mesinnya mati sendiri dong?”. Atau bahkan sampai soal kerja mesin yang bisa jadi terlalu berat ketika dia harus hidup-mati-hidup sesering itu. Jawabannya ada pada fitur berikutnya, yang saya sebut cukup menarik dan menunjang sistem Idling Stop tersebut yaitu Alternator Starter.

» Alternator Starter
Sistem starter elektrik di motor umumnya menggunakan magnet permanen untuk memutar dinamo starter dan dengan bantuan tuas untuk “memperpanjang” gaya gerak yang dimiliki ke shaft, yang pada prinsipnya masih sama saja dengan sistem engkol (-ini yang kemudian sering menyebabkan suara hentakan ketika starter elektrik dihidupkan). Pada Alternator Starter, keseluruhan keuntungan mekanis oleh tuas atau dinamo starter diambil alih sepenuhnya oleh arus listrik saja. Arus listrik ini digunakan untuk menghasilkan medan magnet yang cukup kuat (-sehingga jika kita ingat pelajaran fisika di sekolah dulu, adanya arus listrik dan medan magnet akan menyebabkan GAYA LORENTZ) untuk menghasilkan torsi yang sedemikian besar untuk memutar flywheel dan seterusnya sampai menggerakkan poros engkol mesin (crankshaft atau bahasa bengkel yang sering kita dengar kruk-as). Lalu apa efeknya?, ya tentu saja hentakan yang biasa kita dengar saat menghidupkan mesin tidak akan lagi ada. Ketika tombol starter kita tekan, tidak lama “tiba-tiba” mesin sudah hidup. Dan ketika mesin sudah hidup, maka sistem ini akan berganti fungsi sebagai alternator AC-DC layaknya di kendaraan lain sebagai penghasil arus listrik untuk menghidupi berbagai perangkat kelistrikan diseluruh badan motor. Uhm.. quiet interesting bahkan untuk jenis kendaraan roda-4 pun belum ada yang mengadopsi sistem ini (-selain juga alasan bahwa piston yang menjadi beban untuk dihidupkan di mobil tentunya ada lebih dari satu, yang pastinya butuh kerja keras dari Bapak Lorentz itu tadi :D ).

» PCX "Brain"
Tentu saja apa yang telah dibahas tersebut membutuhkan satu ‘ruang komando’, atau setidaknya satu ‘operator kendali’ untuk melakukan semuanya dari mulai sinkronisasi data mesin ke panel instrumen sampai dengan urusan pengaturan pasokan bahan bakar. "Otak" inilah yang di Honda PCX-125 disebut dengan ECM (Electronic Control Module). Mungkin ini yang sedikit mengganggu beberapa kawan-kawan di Workshop ini karena peletakan ECM –yang sedemikian penting fungsinya, di bagian depan tangki bahan bakar dan agak terekspose dari cipratan air. Terlebih untuk mereka yang sudah terbiasa dengan kebiasaan banjir di Jakarta, karena musuhnya bukan lagi ‘cipratan’ tapi bahkan ‘genangan’. Tapi setidaknya, patokan ketinggian yang instruktur AHM jelaskan bahwa sampai kedalaman 30cm masih aman sedikit mengobati. Lagi pula, diluar nilai obyektifitas saya pribadi, sebenarnya yang harus diatasi adalah menghilangkan banjir di jakarta, bukan mengakali banjir dengan menyelamatkan diri (atau bahkan menyelamatkan ECM motor). Ya, kan.. Mr. Governoor. :P

Dengan tidak bermaksud membuat suasana bacaan ringan kita ini menjadi suasana ruang kelas, maka rasanya untuk urusan teknis cukup saja lah.. :P . Minimal secara garis besar kita tahu bahwa mungkin ini yang akan kita terima sebagai teknologi baru sepeda motor di negeri kita ini dari AHM sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek Honda di Indonesia. Sah saja kalau ini dijadikan sebagai bahan referensi sampingan, karena untuk menebus sesuatu dengan kisaran harga 30-an juta rupiah dalam bentuk sepeda motor, semakin banyak informasi tentunya semakin baik. :)

O ya, tambahan sedikit dari saya untuk masalah handling ketika sebentar merasakan sepeda motor ini adalah adanya cita rasa ‘touring’ ketika duduk diatasnya karena posisi duduk dan pengendalian sepeda motor yang menurut saya sangat nyaman untuk kelas sepeda motor matik. Yup, silahkan mencari lagi informasi tentang Honda PCX-125 ini dimana saja, dan jangan lupa untuk menyiapkan dana sebanyak yang sudah saya sebut tadi. :)

Ditulis sebagai pengingat untuk saya, dan yang menginginkan.

[+/-] Selengkapnya...

Being John Malkovich (inspired)



Lihat lagi jika masih punya koleksi filmnya. Dan tolong rasakan apa bedanya ketika pertama kali kawan-kawan menontonnya, dengan hari ini.

Jika sama saja, maka ya sudah.. saya sedang tidak berbicara dengan saudara. Jika berbeda, mungkin sekedar ingin mengumpulkan jawaban atas sebenarnya apa yang sedang terjadi di dalam kepala kita.

Atau mungkin.. seharusnya mulai hari ini kita berkemas, dan pergi dari isi kepala yang terlalu rumit bahkan terlampau biasa-biasa saja, jika kita tidak ingin menjadi Malkovich.


Inspired by Spike Jonze's Being John Malkovich (1999).

[+/-] Selengkapnya...

Indonesia Go Open Source



Berat rasanya jika harus mengakui bahwa sebenarnya kita tidak sedang hidup di tempat yang padanya 'understand first, act then' dijalankan dengan benar.. bahkan juga tidak sepenuhnya dengan baik. Ah, tapi sudahlah.. kalimat diatas boleh saja hanya disikapi semacam makanan pembuka dengan rasa ala kadarnya dan tidak begitu penting karena sebenarnya yang diharap segera kedatangannya adalah makanan utama hidangan makan (pagi, siang atau malam) ini. Tapi berhubung catatan ini ringan-ringan saja, maka mungkin sebenarnya tulisan kali ini hanya seperti singkatnya makan siang kita biasanya.

Jika harus menjawab apa 'motivasi' penulisan, maka saya tidak pernah lupa pada pertanyaan seorang kawan, (capt.) Ketut Riasmaja, lebih dari satu tahun yang lalu tentang "Kenapa OpenSource, Kang?" . Satu tahun lebih, dan jawaban itu, sampai saat ini masih bisa diperlebar kemanapun arahnya, terlebih jika subjek pembicaraannya adalah manusia Indonesia termasuk saya, Anda dan kita semua.

Dan jika harus menjawab apa 'pemicu' publikasi ini, maka jawabnya adalah kekurangpahaman saya pada suatu hari atas 'status' seseorang di facebok.com, yaitu "MOZILLA FIREF**K !!". Kita semua tahu bahwa dua tanda bintang tersebut mewakilkan kata "MOZILLA FIREFUCK !!" dengan sedikit sensor. Sasarannya sudah barang tentu Browser keluaran Mozilla yaitu Firefox. Lalu, apa yang salah dari Foxy sampai harus diacungi jari tengah seperti ini?. Foxy, (seperti kita tahu) free, open, bahkan faster than all other FUCKING browsers :p (sorry, it's a blog, so i don't need to censor it, right?!). Nah, jadi... ini berarti murni karena saya yang terlalu bodoh saja.

Catatan kecil berikut sebenarnya (ternyata) adalah satu dari sekian lebar jawaban atas pertanyaan diatas. Dan kali ini, permasalahan 'harga' legalitas saya pilih sebagai kambing hitam yang (maaf sekali) patut dipersalahkan khusus untuk pendapat-pendapat itu. Tulisan pendek ini, sebelumnya pernah tersimpan di komputer saya sebagai persiapan untuk kegiatan semacam kompetisi menulis tentang IGOS oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi RI beberapa waktu lalu. Namun tidak jadi saya kirimkan karena beberapa hal, yang salah satunya mungkin karena saya terlalu pengecut untuk 'membisikkan isi pikiran' saya pada seorang Menteri. Tapi itu sudah tidak lagi penting, karena hari inilah mungkin saat bagi saya menebus kepengecutan itu.

Dan sebagai kemasannya, sudah pasti tidak saya salin sebagai bagian tulisan ini karena akan terlalu panjang. Kawan-kawan yang menginginkan bisa mendownloadnya sesuai dengan format yang diingikan. Satu hal lagi, jika ada yang menanyakan tentang keabsahan menggunakan format file yang saya bawakan berikut, maka jawabnya adalah "PDF, TXT atau bahkan DOC hanyalah sebuah format file. Tidak dibutuhkan lisensi untuk membuat file-file PDF, TXT atau DOC dan semua jenis OS bisa dengan mudah membuatnya. Jadi format file adalah OpenSource. Sedangkan predikat Non-OpenSource adalah jika file-file tersebut di'kunci' dengan perangkat tertentu, yang disebut DRM". Hal ini semata-mata hanya bentuk kecil kontribusi saya terhadap tulisan saya sendiri.

Maka, Selamat menikmati makan siang..

Download dalam format PDF, TXT, OpenOffice ODT, XPS atau MS-Office DOC.


Indonesia menuju perangkat lunak berbasis OpenSource. Sebuah nama singkat tapi sayangnya adalah cita-cita yang saat ini terasa terlampau tinggi. Tapi tingginya target yang seakan tidak mudah kita raih ini adalah akibat paradoksal dari ramai dan meningkatnya persaingan produsen PC atau perangkat-perangkat komputer pada umumnya yang bagi kita, Indonesia, negeri tercinta dengan serbuan pemain-pemain bisnis piranti ini terntu saja juga telah memiliki peran dalam meningkatnya kadar dilematis dalam menentukan apakah seharusnya dari sejak semula dikenalkan pada perangkat-perangkat lunak tertentu yang tidak melanggar peraturan secara hukum.


Download for further reading...

Ya, mungkin itulah sedikit bisa tersampaikan. Saya tahu kita pasti belum kenyang, tapi... masih ada 'makan malam', nanti jika waktunya tiba. Mohon maaf dan terimakasih.

Ditulis sebagai pengingat untuk saya, dan yang menginginkan.

#PS :
  • Tulisan ini dipublikasi dari blogger.com bukan dari notes facebook.com
  • Saya sedikitpun tidak mengambil keuntungan dalam bentuk mata uang apapun atas terdownloadnya file-file diatas. File tersebut saya titipkan pada server Google yang sama sekali tidak menggunakan sistem Paid Per Click, Paid Per Download atau yang semacamnya

Hak cipta gambar "LINUX" ada pada motivasionalposteronline.blogpot.com

[+/-] Selengkapnya...

Baheula Mah...



Pagi menjelang siang di warung penjual rokok di bawah Angsana yang sudah sedikit ranggas di Bandung, seorang yang mungkin usianya tidak lebih tua dari (alm) kakek saya sedikit memecah pembicaraan kami yang sebelumnya bisa disebut cukup membosankan,
Baheula mah jang,.. Bandung mah tiis, adem ah nikmat we lah... ari ayeuna mah.. keur mah panas,.. macet,.. jeung lieur rea jalan di jieun sa arah...
Tidak perlulah diterjemahkan, jika kurang mengerti, baca saja dan biarkan pengertian itu datang dengan sendirinya.

Hari yang lain, sudah sedikit gelap, beberapa saat setelah hujan yang membuat saya harus berhenti di warung kopi 'dadakan' di Jalan WR.Supratman Bandung selesai sudah membasahi jalan. Kali ini seorang yang mungkin usianya sedikit lebih tua dari ayah saya berkata dengan sedikit senyum 'asam' di tepi bibirnya,
Baheula mah cep,.. motor teh sieun ku mobil. Ahh, ayeuna mah mobil nu sieun ku motor
Kalimat ini tidak meluncur begitu saja tanpa sebab. Sangat bisa dimaklumi bahwa tepat setelah hujan adalah waktu dimana jalan raya 'tiba-tiba' riuh karena pada saat bersamaan pengendara kendaraan yang tidak anti-hujan (sepeda motor -red) berebut posisi puncak klasemen untuk sampai terlebih dulu ke tempat tinggalnya. Bukan hanya berebut dengan sejenisnya, tapi juga dengan spesies lain seperti mobil dan bahkan... pejalan kaki. Trotoar (trottoir -Fr) yang sejatinya 'milik' pejalan kaki juga ikut diambil alih. Tapi sudahlah, bukan itu yang ingin saya persoalkan kali ini.

Untuk kuotasi diatas barusan, juga tidak perlulah diterjemahkan. Sekali lagi, baca saja, dan biarkan pengertian itu datang dengan sendirinya.

Tapi coba perhatikan penggalan pembicaraan saya dengan seseorang yang kali ini hanya beberapa tahun lebih tua dari saya, di Pasir Hideung, Cijurai, Sukabumi
Ah! Kang,.. Da didieu mah ti Baheula nepi ka ayeuna oge can aya listrik!
Dan untuk kuotasi kali ini, jelas saya tidak akan sungkan menerjemahkannya,
Ah! Kang,.. Kalau disini dari Dulu sampai sekarang juga, belum ada listrik!
Titik beratnya adalah bagaimana kita, atau setidaknya kebanyakan kita terlalu bergairah menghadapi perubahan, bagaimana kita terlalu mudah membiarkan diri terus-terusan berlari atau malah terbawa lari. Hingga tanpa sadar, ternyata kita sedang mati-matian mengejar waktu, yang sebenarnya ia masih ada dibelakang kita.

Ditulis sebagai pengingat untuk saya, dan yang menginginkan.

[+/-] Selengkapnya...

Perempuan Punya Selera, Bukan?




Sebelum nanti kita berkeringat dingin, perlu diingatkan bahwa data diatas jelas tidak memiliki akurasi tinggi, data ini bukanlah riset dengan dasar statistika ilmiah (scientific-based statistic -red) , meskipun angka-angka tersebut mungkin saja sedikit mencontoh bagaimana statistika menunjukkan kebenaran nilai peluang terhadap setiap kejadian.

Internet, yang sejatinya (pada awalnya) adalah alat komunikasi global ikut berubah bentuk menjadi dunia lain yang seolah-olah berdiri sendiri. Social-Networking, satu dari sekian modus aplikasi web hampir membuat sebagian kita lupa bahwa tingkat ketergantungan penggunanya akan segera berubah menjadi stagnansi kebutuhan, dan sekaranglah saatnya kita semua harus mulai khawatir. Tentu kita sama-sama harus akui bahwa facebook, friendster, hi5 (misalnya) telah ikut andil didalam penciptaan kekhawatiran itu.

Bukan itu yang kali ini akan kita coba pahami dari gambaran data saringan Brian Solis yang disuguhkan dengan cantik oleh informationisbeautiful.net ini, tapi bagaimana keseimbangan gender penggunanya, termasuk kita (setidaknya data ini juga melibatkan Indonesia sebagai sumber datanya), untuk urusan ber-jejaring sosial menunjukkan kecenderungan bahwa "Perempuan Punya Selera" atau malah inilah "Selera Punya Perempuan"?!.

Terlihat dari sebagian besar pengguna situs jejaring sosial yang ada, perempuan lebih banyak mendominasi. Sebenarnya tidak begitu jelas apa penyebab dominasi ini. Tapi saya kira hanya ada dua kemungkinan,
  1. Karena memang jumlah perempuan didunia ini lebih banyak dibanding dengan laki-laki,
  2. Karena ternyata,.. Situs jejaring sosial sebenarnya memang hanya untuk perempuan. :)


Jadi,.. ah, sudahlah tidak perlu menghiraukan tulisan ini. Lagipula sampai hari ini lalu lintas menuju situs-situs jejaring sosial ini masih cukup padat. Hanya saja yang membingungkan, di Indonesia jumlah pengunjungnya berbagi hampir masing-masing setengah bagian untuk laki-laki dan perempuan. :)

[+/-] Selengkapnya...

Kurang Lebih Sama, Sedikit Banyak Beda


Mungkin harus terlebih dulu diingatkan, bahwa kegelisahan (pribadi) ini, tidak ada hubungannya dengan peristiwa Manohara di kerajaan Kelantan Malaysia sana. Walaupun secara pribadi, dengan tidak mencampur adukkan masalah yang tidak saya ketahui, tetap saya ikut prihatin untuk mereka yang merasa kehilangan. Berhubung secara pribadi saya tidak pernah mengenalnya, bahkan lewat mimpi sekalipun, maka siaran infotainment di televisi beberapa minggu yang lalu hanya membuat saya merasa terganggu. Bagaimana tidak?, waktu siar yang seharusnya bisa digunakan untuk memberitakan musibah bencana alam dengan ratusan bahkan ribuan korban di dekat kita harus terpotong dengan berita (musibah bencana 'alam') dengan korban 1 orang. betapa?..

Tapi sekali lagi, tidak ada yang pribadi antara saya dan Manohara tentunya ^_^ sampai-sampai harus saya lamunkan. Tapi setidaknya satu kata terlintas (lagi) di kepala. Malaysia. Negeri (bukan) kepulauan yang sayapun sempat mengira bahwa mereka benar-benar serumpun dengan kita, yang INDON ini, walau sebenarnya akan sangat membahagiakan jika ternyata mereka sang MALON ini tidak pernah serumpun dengan kita.

Terlalu menghabiskan energi jika harus merunut satu persatu hal yang membuat kenapa saya (personally) hari ini, sampai-sampai harus menuliskan status facebook dengan "MALAYSIA SUCKS". Kawan-kawan tentu mengerti permasalahan-permasalahan ini. Akan lebih banyak berguna jika saya dan kita semua, tidak termasuk Malaysia, sama-sama membenahi diri kita terlebih dulu.

Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas usahanya memperkaya budaya dengan mengaklamasi yang bukan miliknya. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena tidak dengan sekuat tenaga menjaga sesuatu yang ternyata akan sangat berharga jika hilang.

Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas kebanggaannya mempekerjakan lebih dari 20% tenaga kerjanya dengan tenaga kerja kita. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena tidak dengan baik mengelola lapangan pekerjaan untuk sekedar mencari penghasilan yang cukup untuk makan sehari-hari.

Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas kelihaiannya mempesona dunia dengan mengakui satu wilayah yang benar-benar bukan miliknya. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena tidak dengan rasa kebangsaan merangkul seluruh wilayah negara ini dengan adil.

Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas tingginya sikap rasis mereka terhadap pekerja-pekerja Indonesia disana. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena tidak dengan segera menindaklanjuti seriap permasalahan warga negaranya yang jauh dari perlindungan hukum di negerinya.

Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas munculnya beberapa tulisan seperti di http://ihateindon.blogspot.com/ . Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena mengijinkan siaran tv swasta menayangkan acara-acara "jalan-jalan" ke negara itu (dengan host berdialek kebarat-baratan padahal jelas sekali ia keturunan pribumi), dibandingkan "jalan-jalan" di negeri sendiri.

Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas usahanya 'memindahkan' pohon-pohon kita di kalimantan seenaknya. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena tidak menyiapkan penjaga hutan disana supaya membekali diri dengan moral anti korupsi.

Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas kemampuan terbaik "habis manis sepah dibuang"nya, karena guru-guru kita yang dikirim ke Malaysia dulu kini tinggal cerita sejarah menyakitkan. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena sempat membiarkan guru-guru itu hidup dengan segala kesulitan ekonomi.

Jika sudah begini maka dengan modal apa saya harus marah-marah dan mencak-mencak atas kelakuan mereka.

Kita dan mereka "kurang lebih sama, sedikit banyak beda".

Ditulis untuk pengingat diri sendiri, jika suatu hari memang harus berada di negeri yang bukan tempat lahir.

[+/-] Selengkapnya...

Sampaikan Sesuatu Dengan Bahasa Yang Mudah


Mungkin (bahkan bisa dipastikan), jika saya berada disamping kawan-kawan yang sedang membaca JUDUL diatas akan segera 'melempari' saya dengan kulit pisang dan spontan berteriak "Huuu...!!".
Karena saya sadar bahwa terkadang, untuk menyampaikan dengan bahasa yang MUDAH adalah SULIT. Justru bukan sebuah kelebihan karena bisa berbicara dengan bahasa "njelimet (-kusut)". Meski sebagai pengecualian memang terdapat hal-hal tertentu yang tidak dapat dipungkiri bahwa mencoba mengerti (walau dengan bahasa yang mudah) tetap saja sulit. Jika itu yang terjadi, maka mungkin yang terbaik adalah bercermin pada ketetapan "Bahwa Kita Pernah Menjadi 'Dulu'"

Jika saja Makhluk Luar Angkasa (Yang sering di'muncul'kan berwarna hijau itu) benar-benar ada, saya adalah orang pertama, jika diijinkan oleh pihak intelejen tentunya, yang akan menghadapinya dan berkata "Bro... Kalau sulit bicara dengan manusia bumi, mungkin sebaiknya Ente pulang kampung saja" Atau saran 'ilmiah' saya adalah dengan berkata, "Bro... Coba Ente pergi ke laut selatan selandia baru yang disana banyak (ikan) pausnya. Dia lebih bisa mengerti bahasa Ente daripada saya". Karena memang, (ikan.. saya terus pakai tanda dalam kurung karena paus bukan ikan) Paus adalah satu-satunya hewan yang siap menerima bahasa ter-enkripsi pada digit dengan orde lebih dari pangkat 12, bahkan lebih baik dari lumba-luma atau simpanse sekalipun. Untuk itulah saya suruh tamu-tamu antar-jagad kita ini untuk kesana, dan "ngobrol" sepuasnya dengan (ikan) paus dan kita tidak perlu repot-repot untuk mengerti.

Tapi.., Adalah sebuah kebenaran pula bahwa tidak setiap apa yang disampaikan oleh seseorang harus bisa dimengerti. Tidak selamanya kita mengerti pelajaran dari bapak/ibu guru. Justru dengan itulah proses pembelajaran dimulai. Proses pertumbuhan kefahaman kita atas sesuatu bisa terlatih. Jadi, jika suatu waktu kesulitan untuk mengerti itu tiba, maka berbahagialah karena pada saat itu, waktu telah mengajari kita tentang 'kesabaran'. Bukankah kesabaran adalah mulia. Kita semua harus mengangguk setuju. Tidak perlu repot-repot mengurai perbedaan antara 'sabar' dan 'mengalah'. Kalaupun itu disebut 'mengalah' maka,... bersabarlah.


Contoh sederhana, sudah didepan mata saya dan kawan-kawan. Bagaimana bisa kotak navigasi (navbar) bawaan blogger yang sebelumnya saya hilangkan justru sekarang saya buat sendiri. Tentunya dengan 'Dunia' ini sebagai inspirasinya. Layanan yang sedang 'rame-ramenya' facebook (terutama). Kemudian digg dengan kombinasi 'aneh' hijau dan birunya tapi tetap menarik. Navigation-Bar milik facebook itu saya "JIPLAK" dengan berkali percobaan sebelum akhirnya bisa muncul seperti diatas. Tapi tentu.. Kesempurnaan hanya milik... Tuhan. Sayangnya, saya tidaklah pandai mengemasnya dalam bentuk tutorial sebaik kang jaloe atau mas mochal. Tapi setidaknya, jika-pun tertarik, bisa di-comot saja dari source-code halaman ini. Saran saya gunakan add-on firebug jika menggunakan Si Rubah paling liar (firefox) Atau jika menggunakan browser Apple safari maka bisa langsung dilihat dari Toolbar "Develop".

Eits.. Bicara Apple, Sesuatu harus saya sampaikan pada Pemilik Hak Paten Logo Apple yang telah dengan semena-mena saya gunakan untuk signature baru saya. Jika (yang berwenang terhadap ini) mengerti Bahasa Indonesia, saya akan sampaikan "Terima kasih telah membuat logo Apple ini mirip dengan huruf 'a'. Sekali lagi terima kasih". Tapi ini bukan semata-mata "jasa dan budi baik" Apple. Tapi seperti telah saya sebutkan sebelumnya, Inspirasi datang dari mana saja.., untuk itu saya sebut secara global saja dengan nama "dunia". Itu berarti bisa jadi salah satu dari kawan-kawan juga termasuk didalam "dunia" yang menjadi inspirasi itu.

Lihat bagaimana Sony Ericsson mengucapkan "I Love Music" (Atau mungkin seharusnya dibaca "I SonyEricsson Music", kata seorang kawan saya) Ya. SKOTOMA, "Pendapat kita tentang simbol atau bentuk yang telah tertanam di kepala sebelumnya begitu kuat sehingga pikiran kita mengesampingkan apa yang sebenarnya dilihat oleh mata kita". Mengandalkan Skotoma masing-masing kita, saya anggap (dengan paksa) bahwa logo Apple yang saya pergunakan ini adalah huruf "a". :P

Ya. SKOTOMA, "Pendapat kita tentang simbol atau bentuk yang telah tertanam di kepala sebelumnya begitu kuat sehingga pikiran kita mengesampingkan apa yang sebenarnya dilihat oleh mata kita"

Belum lagi begitu "indah"nya perubahan yang terjadi hanya dengan mengubah sedikit kode CSS (style) dari tatanan halaman HTML. Tidak ada yang berubah dari widget "sidebox" (saya menyebutnya dengan sidebox) selain sebagian kecil script CSS-nya. Tapi perubahan yang mata kita terima (mata saya terutama :P ) begitu 'menggiurkan'. Saya baru mengerti kenapa warna merah muda (pink) selalu diidentikkan dengan ke-perempuanan (feminin). Tapi tidak perlu saya 'umbar' disini. Cukup tersirat saja jika kawan-kawan mengerti. Yang pasti sebelum perubahan ini, jujur saja tangan saya tidak terlalu segembira ini untuk 'menyentuh' (tombol) navigasi di kotak ini. Komentar Tentang sulitnya navigasi menuju tulisan-tulisan lain di blog ini yang pernah mas Nias sampaikan cukup membangkitkan semangat saya untuk segera berbenah. Untuk itulah saya sediakan "Content List" di SideBox ini, dengan harapan 'sedikit' menyerupai "Daftar Isi" Sekaligus "Arsip Blog".

Tapi mungkin ini yang paling penting dan 'menggemaskan'. Munculnya satu kolom baru di sidebar paling kanan saya yang bernada 'minta-minta', berkedok 'donasi' ala kadarnya. Semoga kawan-kawan tidak terlalu sakit hati, walaupun sakit hati juga tidak pernah dilarang (Bedakan dengan "Penyakit Hati"). Kotak sialan itu muncul akibat gagayaaan (... ehm, terjemahannya apa ya) sekedar bersolek karena baru punya akun 'PayPal' (Yak... silahkan tertawa selama 2,5 menit). Jadi saya mohon maaf. Saran saya.. Jauhi kotak itu dan fokus saja pada tujuan kawan-kawan datang kemari. Jangan terjebak dengan 'kata-kata' yang bertebaran disekitarnya. Saat ini, tidak mudah kita menemukan Orang yang masih Baik Hati dan mengasihi sesama :P

Terlebih, jika kawan-kawan 'dihantui' seseorang yang tertawa puas seperti ini. Sedang nikmat terbawa semilir angin CSS, tiba-tiba kerusuhan itu terjadi. Meski tidak berlangsung lama (Untuk yang merasa, dilarang tersinggung). Selain itu, juga terdapat perbaikan-perbaikan kecil disana-sini. Dan tentu saja tidak lupa saya sempatkan melakukan pemutakhiran (update) Daftar Blog Do Follow yang saya susun. Tak henti-hentinya lantunan maaf saya sampaikan jika terlalu lama harus menanti Blognya terdaftar. Sekedar mengingatkan, bahwa Masuk kedalam daftar ini bukan segalanya, yang penting keinginan dan kesiapan untuk berbagi, itu yang lebih penting. Baca lagi apa yang saudara saya, gus, pernah sampaikan mengenai ini. Tapi sudahlah, itu bukan masalah. Sempat kecewa juga karena terlalu banyak Dummy Blog yang ingin terdaftar. Tapi itupun tetap saya lakukan, mengingat saya memang tidak pernah melarang dan malah takut jika sampai berbuat lebih dari itu seperti ucap kawan kita, riasmaja.

Mengingat semua hal diatas, terutama mengenai kustomisasi yang saya lakukan terhadap template ini (untuk Blogger), maka saya berkeinginan untuk Menjual Blog Ini seharga Rp.22.750.500,- (Dua Puluh Dua Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Lima Ratus Rupiah), dan maaf, tidak bisa ditawar.

Tapi sayang, keinginan itu terlanjur hilang seketika teringat rincian dibawah ini.
  1. Untuk Se7en Pembuat Template Blog ini : Rp.2.530.000,-
  2. Untuk Kawan-kawan yang Link menuju Blognya terdapat di Kolom "Beruntunglah Kalian Ada Disini" : Total Rp. 7.470.500,-
  3. Untuk "7 Orang Paling Rajin" : Rp. 2.750.000,-
  4. Untuk Kawan-kawan yang selalu mengungkapkan apresiasinya dalam komentar : Total Rp. 15.430.000,-
  5. Untuk... stop.

Sampai disini Juga saya sudah rugi sebesar Rp. 5.430.000,-

Ternyata ada juga ya.. Transaksi Penjualan yang malah menyebabkan kita berhutang. (Boleh tertawa.. boleh tidak, tapi jelas ini tidak serius). Satu lagi, tentu masih ada yang harganya, tidak mungkin terbayar walau dengan Mata Uang Manapun (kecuali mungkin mata uang Makhluk Luar Angkasa kita tadi), Keinginan untuk selalu... menjadi bermanfaat untuk siapapun. :)

Dan Akhirnya.. Yup, Mungkin begitulah caranya untuk.. menyampaikan sesuatu dengan bahasa yang Mudah. Terimakasih Saudara, Kawan, dan Sahabat saya. :) Aku Tunduk Pada Kesempurnaan-Nya.

[+/-] Selengkapnya...

Barack Obama Bukan Presiden Dunia


Bukanlah mutlak sebuah kesalahan jika memberikan sedikitnya harapan di pundak seseorang yang ‘tampaknya’ mempunyai kemampuan besar mewujudkan harapan tersebut. Tapi juga bukanlah sikap besar sebuah bangsa yang tidak sedikit kali mengaku sebagai bangsa besar jika semata-mata menempatkan porsi harapan sebesar itu pada sesuatu yang jelas-jelas bukan pengaruh utama dalam sistem yang sampai saat ini dipercaya sebagai sitem tatanan kebangsaan. Mudah saja, bangsa itu adalah kita, sekumpulan manusia cerdas yang mengaku diri bernama Indonesia. Mengapa cerdas? Mengapa kita?. Tidakkah kita sudah sedemikian cerdas sampai-sampai telah mampu ‘mendirikan’ replika parodi terhadap dirinya sendiri. Tidakkah kita sudah sedemikian hebat dengan meng-klaim diri sebagai ‘most advance democratic nation’?. Sampai disini, jawabannya adalah “ya”.

Pada awalnya, sudah sepenuh saya usahakan, bahwa menggantungkan sedikit harapan pada ‘sang presiden’ sepertinya memang masuk akal dan diperlukan –mengingat betapa sebuah negara semacam amerika serikat adalah satu dari sekian yang punya pengaruh besar terhadap apa-apa yang akan menjadi kebijakan dunia yang kitapun berada di dalamnya. Tapi, sayang, ketika bentuk terbesar mimpi yang tiba-tiba menjadi kenyataan itu malah semakin menunjukkan betapa jawaban “ya” yang semula begitu mantap kemudian terulang lagi seperti persoalan lain yang menjungkir-balikkan kemantapan itu menjadi kemantapan lain yaitu “sama sekali tidak”.

barack obamaBarack Hussein Obama, mungkin sekali –seperti menggugah sisi emosial kebangsaan kita. Bagaimanapun perasaan ‘dekat’ dengan kita (Indonesia) adalah sebuah kewajaran. Akan tetapi akan sangat berlebihan jika perasaan ‘dekat’ itu kemudian meledak-ledak dan sedikit demi sedikit melepaskan kulit kebesaran bangsa itu sendiri. Mungkin jika kawan-kawan masih ingat apa yang ada pada sekedar mengingat apostrophe, tersirat ingin saya sampaikan bahwa betapa sebuah media, selalu punya banyak tempat di kepala masing-masing kita. Sudahlah terlalu matang, kita, untuk membedakan mana yang baik, atau buruk . Lagi, saya kutipkan kurang lebihnya sepenggal kata yang diberitakan beberapa jam sebelum dilantiknya sang presiden ini.

Beberapa jam lagi Obama akan dilantik menjadi presiden Amerika Serikat ke-44, yang sekaligus menjadi pemimpin dunia…

Kesan pertama, oleh saya, adalah “ya, tentu saja, stasiun tv ini terlalu sering membuat sinetron daripada belajar menyusun kalimat-kalimat berita”. Tapi kemudian beberapa saat setelah itu muncul kesadaran lain bahwa mungkin jurnalis seperti Gus dan kawan-kawan lain lah yang akan lebih mampu menohok mereka dibanding saya. Berita-berita yang masuk ke telinga kita akan dengan serta-merta menjadi referensi mutlak, terlagi jika muncul dari televisi. “Pemimpin Dunia” bukanlah kata yang tepat. Kita tidaklah hidup untuk memanjakan diri terbiasa dengan membiarkan mimpi. Dia bukan siapa-siapa untuk kita. Benar bahwa dia istimewa karena mampu menembus tembok rasial untuk singgasana sebesar Presiden Amerika Serikat. Benar dia ‘menjanjikan’ karena beberapa terobosan kebijakannya. Tapi dengan pernah hidup di Indonesia untuk segelintir waktu, tidaklah menjadikan dia begitu istimewa untuk kita.

Akan sangat mengenaskan (setidaknya oleh saya) jika disaat yang bersamaan, keponakan saya –dengan menonton berita, malah lebih hafal di Jakarta bagian mana Obama pernah dibesarkan dibanding di Pacitan bagian mana Presiden negaranya sendiri pernah dibesarkan. Pertanyaan besar terakhir saya adalah, “akan sampai dimana, mereka –pemilik otoritas media, akan terus menciptakan mimpi untuk mimpi”.

Hak cipta gambar "Dare To Dream" ada pada www.stephenaitken.com

[+/-] Selengkapnya...

Sekedar Mengingat Apostrophe


Semacam apologia kedua jika memang diperlukan itupun bila diperkenankan, oleh kawan-kawan, atas keputusan diluar ekspektasi begitu saja memenggal cerita ditengah episode pembicaraan yang sedang berlangsung.

Tidaklah jauh berbeda dengan apa yang sudah seseorang sampaikan dalam “Maaf, sampai dimana ya...?”-nya. Perkataannya bukan sekedar basa-basi pelunak kekakuan pembicaraan setelah lama tidak saling bicara, namun (sepertinya) lebih dekat kepada kekakuan yang sebenarnya.

Kenapa Apostrophe? Karena bagian dari “obrolan” kita sejauh ini memang terbatasi oleh kalimat-kalimat yang dikemas seperti apa yang sedang kita nikmati sekarang ini. Dan hanya dengan ‘tanda baca’ semacam ini kiranya saya bisa sedikit meluangkan apa yang dalam beberapa saat terakhir terhenti. Bukan untuk memulainya lagi tapi lebih kepada sekedar ingin tetap hanyut dalam arus ringan sementara tetap ingin menyadari untuk tergoncang riak segeliat waktu lalu memang tidaklah memungkinkan.

Jika bisa sejenak keluar dari diri sendiri, dan coba melihat diri itu sendiri, maka bukanlah sebuah kesalahan jika kemudian muara kesimpulan dari tulisan ini atau mungkin ini hanyalah suara gaduh tong kosong belaka. Karena seperti tidak berusaha membela diri, membiarkan tulisan-tulisan ini kadaluarsa, yang sebenarnya terhadap sebuah tulisan seseorang akan mungkin selalu berusaha untuk membuatnya bebas-waktu, sama sekali tidak bergantung waktu. Tapi tetap tidak menidurkan keinginan untuk menyampaikan bahwa ketika tulisan-tulisan itu muncul, sama sekali tidak ada usaha untuk mendustakan apa yang telah ada didalamnya. Keterhentian ini (yang meski telah terprediksi sebelumnya) murni karena sempitnya kesempatan yang saat ini bisa dimanfaatkan untuk kembali rutin saya jalin. Maafkan.

Sebagai sedikit motivasi, baru saja (saat sedang mengetik tulisan ini), Metro World News menggelitik saya dengan “AHLI IT MENEMUKAN CACAT PADA INTERNET EXPLORER” (saya yakin saat inipun kita akan sama-sama tergelitik) karena sudah lama kita tahu ini bukanlah sebuah berita ‘hangat’ dan ‘darurat’. Bukan semena-mena ingin menistakan pentingnya penyampaian berita ini, -terutama untuk ‘pusat masa’ zaman sekarang sekelas MetroTV. Lagipula saya pribadi lebih sering kecewa dengan media terutama jika berusaha mengemas keterlambatan dengan kemutakhiran peristiwa. Sayangnya, kebiasaan seperti ini berulang kali terjadi. Maaf, tapi itulah yang terjadi.

Dari sini kita akan dengan sedikit bisa lega bahwa setidaknya, media kita ini (baca: web) masih jauh lebih didepan dan (semoga) baik selama (baca: SELAMA) apa-apa yang buruk tidak dijadikan alasan untuk menggunakan media ini.

Blog, khususnya, meski sejauh ini berhasil membuat sebagian kita menggunakannya sebagai sesuatu yang bermanfaat, tapi tidak sedikit pula yang sebaliknya. Lalu kemudian apa yang menjadi pemicu utama ketika awal kita belajar menerbitkan apa yang kita sebut blog ini. Masih sejalankah dengan tujuan itu?. Ini hanyalah pertanyaan tanpa perlu jawaban benar atau salah. Bukanlah sebuah kesalahan alasan “iseng” atau “Cuma ingin belajar”. Tapi sekali lagi selama itu baik (dalam kadar yang umum kita terima).

Moderator yang ‘dibentuk’ blog dengan model ‘komentar’-nya adalah bentuk mutakhirnya komunikasi yang mungkin terjalin jika memang ia digunakan optimal. Blog dengan segala keterbatasannya seharusnya bisa lebih banyak berarti daripada bentuk social-networking konvensional. Sudah berapa banyak kata yang kita hamburkan? Sudah berapa banyak pula dari kata-kata itu yang benar-benar… baik. :)

{ditulis beberapa hari sebelum dipublikasi}

[+/-] Selengkapnya...

Ketahui Ilmunya Sebelum Bicara


Ketahui Ilmunya Sebelum Bicara
"Janganlah kamu berhenti di atas sesuatu dan kamu tidak mempunyai ilmu tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan mata hati seluruhnya akan dimintai pertanggung jawaban"
Jika kawan-kawan yang beragama islam, tentu tahu saya kutip dari mana kata-kata diatas. Jikapun tidak, Setidaknya kita semua setuju bahwa menyampaikan sesuatu haruslah didahului dengan pengetahuan atas apa yang akan disampaikan. (jika sampai titik ini, kawan-kawan tidak setuju lebih baik berhenti melanjutkan, dan saya sampaikan terimakasih).

Maaf. Untuk Gus yang telah rela memberi predikat 'ramah'. Gus, mungkin ini akan mengurangi keramahan itu. Untuk Mas Riasmaja, karena sore ini tiba-tiba suhu terasa lebih tinggi, malah tidak seperti siang tadi. Untuk Mas Oeoes, yang mampu meredam kekecewaan, sedangkan saya tidak.

Jika ada yang bertanya "Kenapa harus membawa-bawa ayat Tuhan?", maka akan saya jawab dengan sebuah pertanyaan balik "Lalu dengan apa saya harus berbuat selain dengan petunjuk Tuhan?"

Beberapa pekan terakhir, setidaknya ada tiga hal yang saya anggap sebagai bintik-bintik buruknya sikap kita dalam menanggapi sesuatu. Sebagai kotornya pemikiran kita atas sesuatu yang sebenarnya jauh dari persepsi yang kita ketahui. Tentang SPAM, DO FOLLOW dan KASTA BLOG. Anggap saja ini hanya sebuah kekecewaan mendalam dari seseorang yang tidak kawan-kawan kenal asal-usulnya, hanya saja takdir telah mempertemukan mata kawan-kawan dengan tulisan ini.

Pertama adalah munculnya tulisan "Apa Arti SPAM?" yang dikeluarkan oleh JoVie (jovieblog.blogspot.com) sejauh saya tahu adalah bentuk kekecewaan dari seringnya peristiwa asal tuduh ini. Misalnya ucapan "JANGAN NYEPAM DONG BOS!", seperti yang mudah saja meluncur mengarah pada seseorang yang hanya dengan tidak sengaja melakukan komentar dua kali karena kesalahan teknis. Tahukah bahwa itu bisa jadi sama pedihnya dengan seseorang yang untuk berjalan saja membutuhkan bantuan kursi roda, tapi dituduh mencuri sepeda motor sendirian.

Kedua adalah kejadian yang pernah dialami Gadis Rantau (kristinadiansafitry.blogspot.com) yang sempat mencabut banner atau logo Do Follow-nya, karena jenuh disangka tidak benar-benar Do follow. Lagi-lagi ini adalah akibat dari lebih mendahulukan tindakan daripada mencoba sejenak berfikir dahulu.

Atau juga sebuah surat terbuka mas Augusman (Zalukhu.com) pada seseorang yang menuduhnya menghujat, padahal dari apa yang ditulis beliau, sejauh saya boleh menilai hanyalah bentuk ingin diperlakukan layaknya pelanggan oleh penyedia layanan yang ia ikuti. Ini yang saya katakan dengan mulai dilestarikannya KASTA BLOG. Seorang yang disebut master atau seleb blog, dianggap sudah kebal kesalahan sehingga setiap orang tiba-tiba berhak membela si Master, tanpa mencoba duduk ditengah-tengah.

Satu hal yang tak kalah membuat kekecewaan ini semakin memuncak adalah ketika saya temukan sebuah tulisan, yang memberikan persepsi baru atas Do Follow Community. Di Tulisannya, kawan kita ini seperti (saya katakan "seperti") sedang menciptakan sebuah lingkaran definisi baru bahwa (sebagai contoh) banner di sebelah kanan atas sidebar paling kanan yang bertulis "You Comment I Follow" adalah berarti "Berkomentarlah disini, baru kemudian saya akan berkomentar di Blog anda". Saya sadar betul dengan kata-kata "sebagian blogger" yang berarti tidak semua. Hanya saja, maaf, saya justru semakin memicingkan sebelah mata saya ketika mendapati kata-kata "Saya masih saja belum menemukan maksud sebenarnya". Jika memang belum tahu maksud yang sebenarnya, masih pantaskah kita sebagai orang yang bertanggung jawab untuk menelurkan sebuah tulisan yang pasti mengundang reaksi. Apalagi jika yang tertulis disana hanya akan makin membingungkan kawan-kawan kita yang lain, yang memang belum tahu betul apa maksud "Do Follow" tapi lebih memilih diam karena ketidak-tahuannya. Bukan dengan mengeluarkan tulisan bernada "pernyataan". Setahu saya peribahasa yang kita kenal adalah "Malu Bertanya Sesat Dijalan", bukan "Malu Bertanya, Sok Tahu Saja".

Apakah sebegitu berat untuk menahan diri dari mengatakan sesuatu yang belum ditemukan maksud sebenarnya?. Sama seperti pertanyaan (dalam hati) saya dalam permasalahan mas augusman (zalukhu.com), Apakah sebegitu berat menyampaikan permintaan maaf jika sudah 'duduk' menjadi master atau seleb blog?. Atau apakah akan jatuh harga diri jika penulis blog ber PR 4, 5, 6 atau 7 sekalipun untuk menarik kembali tulisannya, jika memang tulisannya salah?.

Jika jawabannya adalah "IYA". Maka sudahlah, saya saja yang meminta maaf pada kawan-kawan. Mohon Maaf Kawan-kawan.


Hak cipta gambar "Shut Up" ada pada www.chasthornhill.com

[+/-] Selengkapnya...

Mungkin Seperti Ini Cara Dia Melihat : SEO


Lynx Browser Michael Corleone : "Keep your friends close, but your enemies closer".

Itu bukan kata-kata saya, tapi kata michael yang dinilai sebagian orang sebagai contoh kentalnya budaya sisilia. Tapi itu juga cuma ada di The Godfather. Sembari simpang siur sekaligus ingin saya bercerita bahwa yang sedang saya gunakan untuk menulis ini adalah Windows Live Writer yang saya mendapat rekomendasi (secara moral) dari kang jaloe di salah satu posting di blog beliau. Tapi untuk kali ini, bukan itu yang sedang ingin saya ceritakan. Alih-alih mencoba WLM, saya teringat bahwa pernah di posting yang lalu mengenai cara Google menilik isi situs/blog kita, dengan membandingkan dua layout yang berbeda. Ini yang kemudian mengingatkan saya pada LYNX Browser. Sebuah Browser keluaran the Lynx-Dev Group yang sama fungsi dengan browser macam FOX atau IE. Hanya saja Lynx tidak menampilkan bagian lain dari sebuah situs, selain teks-nya saja. Lalu apa nikmatnya browsing dengan Lynx??..


 

Ada, walaupun mungkin akan menjadi terlalu tidak realistis, jika bandingannya adalah kenyamanan berselancar yang akan jauh berkurang karena warna-warni itu kemudian hilang. Sekedar mencoba mengerti, apa dan siapa yang menjadi “musuh” atau “kawan” kita. Asumsi ini, seakan muncul terutama untuk kita yang sedang berusaha semaksimal mungkin untuk memberi umpan Spiderbot milik search engine (Google terutama) untuk melahap semua isi situs/blognya. Siapa lagi nih Spiderbot?? Sudah jangan terlalu ambil pusing, bisa-bisa nanti kawan-kawan sakit. Anggap jika Google adalah kantor pencatatan sipil, maka Spiderbot inilah persona (orang) yang melakukan sensus, mengetuk satu-persatu pintu rumah situs/blog kita. Sayangnya, Si petugas ini agak saklek :) banyak maunya dan agak rewel. Sebentar saja tidak dibukakan pintu, lewaat.. langsung ketuk pintu rumah sebelah. Begitu kira-kira sikap mereka. Bukan hanya itu, sebelum berangkat ke medan per-sensus-an. Spiderbot juga sudah dibekali penataran oleh Bos Besarnya (baca: Google). Semua yang tidak dianggap penting untuk proses indexing, disingkirkan jauh-jauh. Nah, gambar, javascript, flash dan sebagainya itu termasuk yang tidak mampu mereka indera.

 

Sedikit kembali ke kata-kata michael, ya sudah, kalau begitu ada baiknya kita mencoba melihat apa yang Spiderbot lihat. Menurut keterangan Google sendiri, Crawler (nama lain Spiderbot) mereka melihat sebuah situs, kurang lebihnya sama seperti cara Lynx ini melihat sebuah situs/blog. Supaya tidak terlalu pusing, berikut adalah screen shoot dari bagaimana “kira-kira” Crawler (bukan hanya milik Google) melihat. Kalau biasanya kita melihat ini :

Google

Kalau ini cara LYNX Melihat Google. Ya.. mirip-mirip laaah…. :)

 Lynx Browser

Beginilah crawler melihat http://www.google.co.id (rumahnya sendiri). Cuma ada beberapa warna yang tentu kita akan sangat mudah membedakannya. Silahkan konsentrasi pada dua warna saja, yaitu HITAM dan BIRU. Kedua warna inilah yang akan masuk ke daftar catatan Crawler untuk nanti siap dilaporkan ke Google untuk dilakukan indexing. Khusus untuk warna biru, adalah teks yang menyimpan hyperlink ke halaman lain. Nah, ini yang kemudian masuk ke catatan khusus lain yang nantinya akan menjadi bekal crawler lain untuk juga mendatangi situs/blog yang kita link. Begitu juga dengan pemicu lain, seperti Teks yang dipertebal, di garis bawahi atau juga yang terus berulang-ulang dan satu lagi adalah, biasakan mencantumkan “ALT Text” untuk tiap-tiap image/gambar yang kita pergunakan. Contoh diatas adalah buktinya. Logo Google yang sudah kita kenal itu, tetap muncul di LYNX dengan digantikan oleh teks “Google”. Itu disebabkan karena Image Google, disertai dengan ALT text. Ini mungkin memang bukan faktor terbesar, tapi setidaknya mendukung bagi mereka yang berkentingan. Semoga teringat saja dengan kata-kata saya tadi, yang sebenarnya adalah terjemahan kasar dari kata-kata pihak Google sendiri. “Crawler itu saklek”. Jadi untuk yang berkepentingan, ya berbaik-baiklah terhadap mereka. Mungkin Lynx bisa menjadi salah satu cara yang bisa dicoba. Jika spiderbot kesulitan membaca isi situs/blog kita, maka akan dengan sendirinya, situs/blog kita juga akan kesulitan untuk masuk ke daftar indeks Google atau search engine yang lainnya. Mungkin hanya sampai disini dulu. Jika Tuhan mengijinkan, nanti kita akan lanjutkan pembicaraan ini.

 

 

#PS :

  • Jadi apa gunanya kita mengerti cara Crawler melihat Blog kita untuk SEO (Search Engine Optimization) ? Jawabannya ada di pertanyaan itu sendiri, dan ada di kata-kata michael diatas. Masihkah ada cara yang lain. Ada. Add-on firefox contohnya. atau bisa juga mencoba ke situs ini. Selamat mencoba, untuk yang ingin mencoba.

[+/-] Selengkapnya...

The Truman Show : Masih Ingat ?


Sedikit saja saya kutipkan dialog di salah satu scene-nya.

Sylvia : "Look at what you've done to him!"
Christof : "I have given Truman the chance to lead a normal life. The world, the place you live in, is the sick place."


Masih Ingat? Jika sudah ingat, lewatkan satu paragraf ini. The Truman Show, singkatnya, bercerita tentang sebuah dunia hypothesis (asumsi sebelum adanya bukti) yang bernama "Seahaven". Dimana seluruh isi kota adalah aktor untuk sebuah acara televisi yang ditayangkan langsung (live). Semuanya aktor, kecuali Truman Burbank itu sendiri. Truman adalah satu-satunya yang tidak pernah tahu bahwa dia hidup di dalam kehidupan nyata yang diciptakan untuk kepentingan hiburan bagi orang "diluar" Seaheaven. Semuanya, keluarga, pertemanan, asmara, pekerjaan. Semuanya adalah sebuah "naskah" pertunjukkan. Bahkan makanan dan minuman Truman, adalah kepentingan iklan.

Film yang diputar 10 tahun lalu ini (1998), tak pernah terlupa (setidaknya sulit) oleh saya. Ternyata (setelah baca sana-sini, dan usia juga bertambah, sehingga semakin mengerti). Semakin lalu, semakin mirip apa yang pernah terjadi pada Truman, dengan apa yang sekarang JUGA sudah terjadi. Kita mengenalnya dengan istilah yang dengan sangat bangga televisi kita mengajarkan. "Reality Show". THAT is where Truman's life!. 10 Tahun yang lalu, Truman sudah mengingatkan.

Dan ucapan Cristof diatas adalah ucapan yang mungkin hanya ada di Film.

[+/-] Selengkapnya...

Google Ganti Logo (Lagi) : Marc Chagall


Hari ini, Google mengganti logo "sambutannya" (lagi). Entah sejak pukul berapa, tapi saya baru mendapati perubahan ini baru saja. Seperti halnya penggantian logo yang lalu, dimana Google "memperingati" kelahiran Diego Rodrigues da Silva y Velázquez, kali ini Google juga menempelkan karya pelukis lain sebagai logo "selebrasi"nya. Dia adalah Marc Chagall (7 July 1887 – 28 March 1985). Lahir di Belarusia, yang ketika itu masih masuk dalam hirarki kepemimpinan Rusia. Lengkapnya, kawan-kawan bisa kenyangkan kepenasaran kawan-kawan di wikipedia tentunya. Atau jika inginmelihat karyanya yang lain silahkan merujuk ke Marc Chagall Online

Entah kenapa, Google selalu mengganti logonya disaat saya sedang tidak enak badan. Dasar Google. Mungkin inilah wujud apresiasi Google, terhadap seniman, terutama pelukis (update: seolah tahu benar bahwa saya sama sekali tidak mahir melukis).

Google LogoPertanyaan yang muncul dari saya pribadi. Kenapa harus memperingati? Kenapa harus seniman? dan kenapa pelukis (lagi)? Mungkin memang Google tertarik dengan Lukisan? Entah dari lukisan yang mana Google men'comot' lukisan Marc. Hanya saja ada sebuah lukisan beliau yang diabadikan pada selembar stained-glass yang kemudian di'pajang' di Markas PBB di New York (nun jauh disana) yang mencuri perhatian saya. Bagian lukisan tersebut menggantikan huruf "G" klasik milik Google yang biasanya menghiasi halaman depan Google.co.id Di browser saya. Sebagai informasi saja, saya menggunakan FOX3 (Moxilla Firefox 3) yang baru saja memecahkan rekor dunia Guinness itu. Dibawah inilah, karya beliau yang saya maksudkan.

U.Njangan lihat dua orang tersebut, tapi lihat latar belakangnya :)

Gambar utuhnya adalah ini :
Stainned-Glass
Jujur saya tidak berani berkata-kata lebih banyak tentang lukisannya. Karena pertama, saya bukan kurator lukisan. Dan kedua, saya mendapati kata-katanya "If a symbol should be discovered in a painting of mine, it was not my intention. It is a result I did not seek. It is something that may be found afterwards, and which can be interpreted according to taste.".

Ya sudah saja. Selamat menikmati, Entah kawan-kawan mengerti atau tidak tentang lukisan, Saya sendiri... Sama sekali tidak. :)

# PS :
  • Saya juga mendapati David Naylor menuliskan tentang ini, dan tentu saja ternyata dia sudah lebih dulu.

[+/-] Selengkapnya...

Lomba menulis : Malam Ahad


Ini bukan ide saya. Ide ini datang dari kawan saya yang sebenarnya datang dari kawan yang lain. Bingung??. berikut diagram alur pembicaraan kamiyahoo messenger

Jadi begitu.. garis warna biru adalah pembicaraan pertama antara saya dan mister Rifu/ Mister Arif (rifu xiansheng artinya Mr. Rifu). Dimulai dari situ, muncul pernyataan "ooo mungkin seharusnya memang untuk mengisi malam ahad adalah melakukan sesuatu di luar pekerjaan biasanya". Pernyataan ini kemudian saya lontarkan ke saudara ifnul (garis warna merah). kemudian di 'balas' dengan tanggapan 'dingin' warna hijau itu. Singkatnya, bahwa mungkin memang untuk mereka yang sudah mengisi kepadatan aktivitas di hari lain, memang seperti harus "menjawab tantangan" malam minggu itu. Tapi bagi sebagian yang lain, mungkin tidak juga.. malah seharusnya waktu inilah yang tepat untuk beristirahat, sebelum besok hari senin harus kembali lagi ber... juang.

Ada beberapa "golongan" orang (sepertinya) yang menghabiskan malam minggu dengan hal lain yang memang tidak dilakukan di malam lain. Saya tidak bisa menyebut 'berapa'-nya.. yang pasti ada lebih dari satu jenis.
  1. Ke luar kota, mungkin ini bagi sebagian orang yang hidup di kota besar, yang ingin mencari suasana lain, diluar ke-kota-an. Itu sebabnya saya sedikit aneh jika ternyata, banyak juga yang pergi keluar kota, tapi tujuannya ke kota lain. Sama saja seperti memindah suasana.
  2. Kota-kota, atau jalan-jalan dalam kota saja.
  3. Naik gunung, ini bagi yang memang sudah gemar,
  4. Apel, mungkin ini dipengaruhi tingkat usia karena jika sudah melewati usia tertentu istilah apel mungkin sudah tidak cocok lagi. (ingat lirik lagu-lagu sekitar 80-an)
  5. Nongkrong (bukan berarti benar-benar nongkrong atau jongkok). Ada beberapa pembagian lagi di poin kelima ini. Ada yang nongkrong di pinggir jalan, dengan mobil atau motor misalnya. Ada yang di warung kopi menghabiskan segelas kopi tapi dengan seribu permasalahan yang ada di kepala.
  6. Balap liar, tidak selalu pengguna motor, pengguna mobil-pun ada yang juga melakukan ini. Untuk poin ini biasanya dipicu oleh kegiatan poin kelima. Tapi tidak selalu.
  7. ... hal lain, yang saya tidak tahu, tapi pasti ada.
Selainnya.. adalah yang tidak pernah membedakan dengan keras antara malam ahad ini dengan malam-malam lainnya, atau setidaknya ada hari lain yang juga bisa digunakan untuk "istirahat" dari hari sibuknya.

Lepas dari sebab musabab -yang sebenarnya kita pun tahu, ada yang sangat disayangkan, yaitu keterpaksaan mengikuti hari. Bukankah ada yang jauh lebih istimewa ini. Mau tidak mau, ada sebagian kita yang 'terpaksa' mensakralkan hari senin, tapi bukan untuk kecintaan pada sang pencipta, tapi untuk... (maaf) upacara misalnya. Tidak hanya itu, masih ada beberapa 'peristiwa' yang lebih bersifat 'rutinitas' yang secara tidak sadar akan menggiring kita pada 'pengagungan' lain yang tidak pada tempatnya. Karena kita tahu siapa pemilik yang seharusnya.

[+/-] Selengkapnya...

Keamanan vs Kenyamanan (Bagian-1)*


Sekiranya kedua hal ini tidak saling bertentangan, mungkin akan saya usahakan untuk mencoba menulis diatas dua platform blog yang berbeda secara bersamaan. Baik di Blogspot (baca: blogspot.com) maupun Wordpress (baca: wordpress.com). sebagai headnote saya katakan bahwa tulisan ini sama sekali tidak menyangkut pembicaraan mengenai penulis di masing-masing platform. Sama sekali bukan usaha memancing komentar berbau provokatif apalagi permasalahan besar bangsa ini.

Wordpress dengan segala ke-elegan-annya, mampu memikat untuk terus menulis. Hanya saja, harus diakui, rumah wordpress sudah cukup penuh dijejali ide-ide manis dari blogger yang makin hari terus bertambah (saya juga salah satunya). Wordpress selalu memukau dengan .. entah apa yang bisa membuatnya seperti itu, yang pasti bagi saya, Wordpress seperti sedang menyuguhkan gaun malam yang indah untuk tulisan saya yang tidak terlalu bagus jelek ini. Tapi kemudian Struktur sistem (baca: sistematika) keamanan yang dipersiapkan oleh wordpress untuk menghadapi "angin malam" seperti yang terlalu ketat. Sehingga seperti tidak sengaja, terjadilah kemacetan arus masuk (seperti yang sering terjadi di Bandung, setiap hari sabtu tiba). Lalu lintas yang terlalu padat saat waktu puncak seolah (baca: tidak semua) laju penulisan pun ikut berhenti. Pemakaian kode tambahan (embed code) dari luar situs yang sudah dipercaya oleh Wordpress, juga dinisbikan. Sangat bisa dimengerti bila wordpress ber"perilaku" seperti ini. Seperti yang sudah pernah saya katakan pada tulisan yang lalu, bahwa ini semua juga salah kita, salah saya, salah anda, dan semua yang berada di maya. Saya persilahkan anda untuk menyangkal kata "kita" dengan "kita..., lu aja kali, gua sih engga". Tapi sebelumnya, saya anjurkan untuk online lebih dari setidaknya 1000 jam sebelum menyangkal. Percayalah, bahwa memang "kita" juga ikut bersalah. Kembali pada wordpress, itu yang mungkin bisa saya intip dari tulisan di wordpress. Segala keindahan wordpress, pernah mengganjal teman saya untuk sekedar mencoba meminta tempat untuk meletakkan buah tangannya. Tapi tetap, dengan ketatnya pagar keamanan itu, kawan saya pun akhirnya mundur dari menggempur. Walaupun tetap saja, sebagai sebuah pelajaran saya memaksa diri saya untuk setuju dengan sistem seperti itu.

Blogspot juga salah satu rel lain yang ikut memuluskan kereta tulisan kawan-kawan, Tidak sedikit dan tidak kalah banyak dari "pendukung" wordpress. Modal besar Google (-kawan2 sering menyebutnya dengan sebutan "mbah"), petuah-petuah bijaknya, menjadikan blogspot tiba-tiba dewasa begitu saja. Dibelakang pagar blogspot, juga berdiri kastil besar Google yang siap menjadi benteng kedua. Semua kebutuhan tamu blogspot, dijamu dengan dukungan penuh Google dari layanan e-mail sampai dengan analisis situs. Semua terhidang manis. Tapi jangan lupa, Blogspot kesulitan menyaring "angin malam" yang tiba-tiba kedinginannya mampu menusuk tulang bahkan jantung bila perlu. Oleh saya hanya beberapa, tapi oleh webmaster sesungguhnya, lebih dari sekali Blogspot kecolongan. Google-pun ikut disalahkan. Tapi dibalik lubang-lubang jeram tadi adalah juga wujud kebebasan blogger di blogspot yang ingin memasukkan apa saja didalam tulisannya. Seakan blogspot bilang "masukkan apa yang kau mau, biar kami urus sisanya". walaupun, tidak sepenuhnya juga benar-benar di"urus". Sisa-sisa remahan roti yang kita makan sendiri adalah tanggung kita sendiri pula. Logis, dan harus diterima, meskipun tidak logis tidak selalu harus ditolak. Ke-elegan-an blogspot, hanya terletak pada tulisan, dan bagaimana blogger memberi pakaian untuk tulisannya sendiri. Blogspot punya kadar toleransi yang cukup tinggi. Jadi jelas, semuanya terserah kita.

Keluar dari semua itu, kita (setidaknya saya) harus tetap mengakui bahwa baik blogspot atau wordpress sama-sama menyediakan tempat bagi kita yang ingin menulis diatas kertas maya, dan kita hanya punya satu modal, yaitu keinginan itu sendiri (selain waktu tentunya). Jika ada yang memasukkan biaya akses, maka itu bukan wilayah kerja mereka. Untuk yang suka mencemooh, silahkan cemooh pihak lain.

Pilihan tetap pilihan. Ambil atau tinggalkan. Itu saja. (walau jelas, pilihan tidak pernah mudah).


#PS :

[+/-] Selengkapnya...

 
Terima Kasih Dunia Atas Segala Inspirasi dan Warna Suara . DuaRibuDuaBelas. MMXII . Firdaus™
Subscribe with Bloglines Blog