
Tapi sekali lagi, tidak ada yang pribadi antara saya dan Manohara tentunya ^_^ sampai-sampai harus saya lamunkan. Tapi setidaknya satu kata terlintas (lagi) di kepala. Malaysia. Negeri (bukan) kepulauan yang sayapun sempat mengira bahwa mereka benar-benar serumpun dengan kita, yang INDON ini, walau sebenarnya akan sangat membahagiakan jika ternyata mereka sang MALON ini tidak pernah serumpun dengan kita.
Terlalu menghabiskan energi jika harus merunut satu persatu hal yang membuat kenapa saya (personally) hari ini, sampai-sampai harus menuliskan status facebook dengan "MALAYSIA SUCKS". Kawan-kawan tentu mengerti permasalahan-permasalahan ini. Akan lebih banyak berguna jika saya dan kita semua, tidak termasuk Malaysia, sama-sama membenahi diri kita terlebih dulu.
Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas usahanya memperkaya budaya dengan mengaklamasi yang bukan miliknya. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena tidak dengan sekuat tenaga menjaga sesuatu yang ternyata akan sangat berharga jika hilang.
Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas kebanggaannya mempekerjakan lebih dari 20% tenaga kerjanya dengan tenaga kerja kita. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena tidak dengan baik mengelola lapangan pekerjaan untuk sekedar mencari penghasilan yang cukup untuk makan sehari-hari.
Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas kelihaiannya mempesona dunia dengan mengakui satu wilayah yang benar-benar bukan miliknya. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena tidak dengan rasa kebangsaan merangkul seluruh wilayah negara ini dengan adil.
Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas tingginya sikap rasis mereka terhadap pekerja-pekerja Indonesia disana. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena tidak dengan segera menindaklanjuti seriap permasalahan warga negaranya yang jauh dari perlindungan hukum di negerinya.
Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas munculnya beberapa tulisan seperti di http://ihateindon.blogspot.com/ . Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena mengijinkan siaran tv swasta menayangkan acara-acara "jalan-jalan" ke negara itu (dengan host berdialek kebarat-baratan padahal jelas sekali ia keturunan pribumi), dibandingkan "jalan-jalan" di negeri sendiri.
Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas usahanya 'memindahkan' pohon-pohon kita di kalimantan seenaknya. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena tidak menyiapkan penjaga hutan disana supaya membekali diri dengan moral anti korupsi.
Malaysia (atau lebih tepatnya orang malaysia) memang patut dibenci atas kemampuan terbaik "habis manis sepah dibuang"nya, karena guru-guru kita yang dikirim ke Malaysia dulu kini tinggal cerita sejarah menyakitkan. Tapi kitapun harus membenci diri sendiri karena sempat membiarkan guru-guru itu hidup dengan segala kesulitan ekonomi.
Jika sudah begini maka dengan modal apa saya harus marah-marah dan mencak-mencak atas kelakuan mereka.
Kita dan mereka "kurang lebih sama, sedikit banyak beda".
Ditulis untuk pengingat diri sendiri, jika suatu hari memang harus berada di negeri yang bukan tempat lahir.
wah adil sob.. bener inropeksi pd diri sendiri jauh lebih penting.. kehormatan seseorang karena mempunyai harganya ( baik secara materi atau inmateri )
BalasHapusMalaysia emang gitu... Karakternya sudah seperti itu mau apa lagi..
BalasHapusDasar Malysia selalu mengatakan kita saudara padahal... atau kita yang terlalu bodoh?
BalasHapusHarga diri itu tak terbeli, emas satu kerajaan pun tidak akan sanggup membelinya, yang mampu hanyalah cinta
BalasHapusartikel yang berbobot nih< lam kenal yach:)
BalasHapusSudah sepantasnya kita intropeksi diri atas segala kekurangan dan ketidak mapuan kita menjaga dan mengelolah sdm yang ada.
BalasHapusIntinya kembali ke diri kita (orang Indonesia) juga ya mas eos, toh semua penyebab munculnya permasalahan ini juga gara2 "kelalaian" bangsa kita termasuk saya sendiri.
BalasHapusKasus Manohara juga sebenarnya kan Ibunya yang menjodoh-jodohkan dengan Malaysia (lebih tepatnya orang Malaysia)?
nice post...
BalasHapussalam kenal :D
Cool...
BalasHapusBlog ini menginspirasikan gw buat blog gw lebih keren... thanks...
08988830130 sms yah klo mau dapet sms" yang cool thanks... tinggaL Sms dengan format (help) langsung di balas lwt sms" cool thanks..
keren bos blognya
BalasHapustukeran link ya
kangen saya baca tulisane kang firdaus ene, bener kang...aihhhh lama ndak pernah maen kesini :)
BalasHapusjadi pengen diajakin nyari makanan di pojokan bareng kang jaloe tuh..heheheh
mudah2an sehat nie, wah semua yang komen udah mborong uneg2 saya, terus introspeksi dan bebenah ke dalam diri sendiri lebih berarti untuk sekarang ini :)
adil sih...tapi beberapa komentar di salah satu forum mulai melenceng jadi anti-melayu....alias kontra Jawa-Nonjawa. klo dibiarin bisa berabe bangsa kita...
BalasHapuskang blog ku udah di link balik belum?
BalasHapuskok ga ada yach??????
@chauno: Ehm.. mungkin soal link seharusnya tidak perlu dibahas disini. Tapi menanggapi pertanyaan chauno, sebenarnya, link ente sudah saya pasang sejak beberapa hari yang lalu, tapi seribu maaf, hari ini harus saya cabut lagi. Karena link ane yang ada di blog ente ternyata diikutkan program linkbee. Link blog di list sidebar ini, sudah sangat jelas, tidak saya buat untuk tujuan komersil saudaraku. Maap yah. Hampura.
BalasHapusLagi-lagi Malaysia ya.
BalasHapusUntuk menjadi lebih bijak, sebaiknya selisih faham ini dan itu dijembatani dg tegas oleh pemerintah.
Sayang.. kesan sy, ketegasan itu gak keliatan.
:(
Malaysia dari dulu selalu bikin masalah. sejak jaman Sukarno. cuman kliatannya kok pemerintah gak tegas ya ? dibanding Indonesia, Malaysia kan nggak ada apa-apanya !
BalasHapusMalaysia oh malaysia, betapa ku ingin meludahimu...
BalasHapusTambah manthabh aja nih... Makasih infonya...
BalasHapusHemm..klo mnurut saya, lebih baik kita (NKRI) intropeksi diri dahulu..coba klo kita ga begini maka tak akan begitu. maksudnya klo kita dapat melestarikan, mencintai dan tetap menjaga dgn kuat kebudayaan kita, maka kebudayaan kita pun akan tetap menjadi budaya kita shingga tak seenaknya diakui oleh malaysialan itu.
BalasHapusSetuju banget mas...jangan gembar-gembor kalo kita benci Malaysia, tpai lihat juga keadaan kita saat ini.. apakah sudah pantas untuk membenci orang lain??
BalasHapusthanks infonya
BalasHapuswauw, it is nice aritcle..
BalasHapusthanks buat infrmasinya.....
Huh, lagi-lagi malaysia
BalasHapusterus terang saya juga tidak habis pikir bagaimana cara berpikir orang malaysia. Sebagai negara yang kelihatan "lebih" islam dibandingkan "negeri kita" kok tega-teganya ya menyebut orang negeri kita "INDON".
Kita mungkin salah juga terlalu banyak "mengalah" pada berbagai hal. Tapi lucu juga ketika seorang teman saya yang ditawari beasiswa penuh di malaysia langsung menolak sambil berkata "Masak saya menerima beasiswa disana kalau IT di negeri kita jauh lebih baik?"
Mau belajar bikin web ? ke blogku aja 100% gratis tanpa pungutan liar
Semoga hubungan Indonesia-Malaysia tidak semakin keruh.
BalasHapustambah rumit aja masalah negara!!!
BalasHapuskonflik yang juga belum berakhir
BalasHapusYa... ya ... bener juga tuh
BalasHapuswuuihhh, artikelnya udah nyampek malaysia nich?...
BalasHapusjadi rumit nich masalah negara kita?...
ada solusinya nggak ya?...
hmm.. bener juga sih sob. mungkin harusnya kita ambil positifnya aja. budaya 'n kekayaan negara kita harus lebih dijaga dengan baik.. :P
BalasHapuslink balik brow...
BalasHapus@yuki : Bro yuki, untuk masalah backlink, sebaiknya tidak perlu dibahas disini, terimakasih. Silahkan Di cek.
BalasHapusAku setuju. Diluar sikap Malaysia dan banyaknya TKW yang dianiaya, kasus Manohara terlalu dibesar2kan di media. Apalagi sampai dikaitkan dgn nasionalisme. Nasionalisme apaan? Menurutku itu lebih ke masalah rumah tangga dan pilihan. Apalagi bnyk peristiwa nasional, politik, sosial lain yang juga perlu dilaporkan. Media jgn hny membahas topik2 yang sedang hot, tapi yang bermanfaat bagi masyarakat.
BalasHapuspeace aja deh buat malesya. smoga cepat baikan lg ama indo:D
BalasHapusAfter I read your blog, I think it's very useful information.
BalasHapusI'm very delighted to invite you to Stop Dreaming Start Action and Stop Dreaming Start Action
Warm Regards
yuliantoro
susah emang bos..negeri ini terlalu parah...mau gimana lagi...duh...puyeng...:)
BalasHapussaya rasa tidak ada yg bisa dipersalahkan dari semua ini, toh kita juga butuh malaysia...
BalasHapusgitu jg malaysia masih butuh kita...
Yuk mari kita lebih mengenali budaya kita dan keanekagaragaman yang Indonesia Miliki, klo bukan kita sapa lagi!!
BalasHapusMalu yah punya tetangga kaya gitu, tapi kalo bisa sih saling menghargai.
BalasHapus