Sungguh jika dan hanya jika,
saya masih bisa dan dibolehkan saya untuk bersenandung ala kadarnya,
sepertinya kacamata yang menempel ditepian hidung tak mancung ini,
agaknya akan ...
seperti twenty-one yang kenyang menghitung hijau uang,
seperti dunia khayal yang selalu saja membual,
seperti nusakambangan yang pongah menantang laut selatan,
Tapi sungguh bila itu jika dan hanya jika, maka tetap saja,
itu hanyalah jika dan hanya jika.
Mimpi masih tertinggal menjadi karat mimpi,
Angan masih tergantung diatas awan angan,
twenty-one,dunia khayal dan nusakambangan tak musti buruk.
tapi maafkan saya kalau terpaksa dan sangat terpaksa, tidak suka.
Jika dan hanya Jika,
BalasHapusAku masih suka dengan puisimu ini..
Btw, kok kata2 yang pertama itu kayak kata2nya Iwan Fals??
@JoVie : Iya yah.. malah baru keinget.. tapi gpp kan ide mah kekal..
BalasHapus